Jumat, 24 September 2010

Kak Icha Telfon Terus

Kak Icha makin pintar saja. Hapalannya semakin bagus sejak masuk SD ini. Mungkin karena terbiasa dengan pekerjaan rumah yang diberikan oleh ibu gurunya.

Nah, sejak itu pula Kak Icha Mamah ajarkan untuk menghapalkan identitas diri. Nama lengkap, nama panggilan, keterangan lahir, nama Papah, nama Mamah, nama Abang Jaja, alamat rumah sampai nomor telepon Papah dan Mamah. Harus diingat dan bisa untuk menuliskannya. Alhamdulillah bisa. Nah, sejak hapal nomor telepon Papah dan Mamah, Kak Icha jadi rajin sekali nelponin Papah. Sehari bisa lebih dari 5 (lima) kali hanya untuk mengabarkan kalau Kak Icha kangen Papah dan Mamah, Papah dan Mamah ada dimana, lagi apa dan mengabarkan kalau Abang Jaja tidak mau makan atau nakal karena mengganggu Kak Icha main. Semua berita dikabarkan karena Kak Icha mirip infotainment kabar-kabari, hahahaha.........

Kasihan juga kalau memakai nomor rumah karena operator telfon rumah dengan nomor Papah dan Mamah itu berbeda pasti tarifnya juga berbeda alias mahal. Nanti gak enak sama Nenek dan Aek sebagai empunya rumah meski sebenarnya buat mereka gak masalah. Hhhmm... Papah dan Mamahnya kayaknya mulai berpikir akan membelikan Kak Icha handphone baru dengan nomor CDMA dari operator yang sama dengan Papah dan Mamah biar murah meriah.

Anak zaman sekarang.... sudah pandai tekhnologi karena memang eranya era tekhnologi. Jadi inget dulu baru punya handphone pas kuliah semester 3 (tiga), Ericsson T10 warna biru tosca. Pertama megang agak salting dan canggung plus norak dikit, apalagi saat berdering di tengah kerumunan orang yang waktu itu rata-rata belum punya handphone, kayaknya gimana gitu.  Tapi sekarang, hampir semua orang punya handphone bahkan lebih dari satu, mulai dari anak SD, Tukang Becak, Guru sampe Pak Direktur. Apapun modelnya yang penting orang dapat dihubungi dan menghubungi setiap saat.

Jaja Ingin Kerja di UI





Kak Icha dan Abang Jaja sudah sekitar 4 (empat) kali diajak ke kantor Mamah di UI. Mereka senang sekali karena kalo ke kantor Mamah selalu melewati kandang rusa yang luas. Mengambil daun-daun di sekitar dan memberi makan rusa menjadi pengalaman menarik buat anak-anak. Di kantor Mamah di FISIP UI juga luas, ada kolam ikan, ada kereta api (Jaja paling suka dengan segala hal berbau kereta api) dan pastinya mahasiswa yang ramah-ramah. Mungkin karena inilah kesan mereka terhadap pekerjaan Mamah di UI jadi baik. 


Nah, selama libur lebaran kemarin, Mamah tidak masuk kerja selama 1 (satu) minggu. Lumayan lama dan pastinya anak-anak senang sekali karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan sama Mamah dan Papah di rumah. Mulai dari bikin kue lebaran, main di mall, nonton bioskop, jalan-jalan, beli baju lebaran, pokoknya banyak deh!  Setelah liburan selesai dan Mamah mulai masuk kerja lagi, Kak Icha sudah tahu dan tidak jadi masalah. Hanya Abang Jaja yang bilang agar Mamah gak usah kerja dan main sama Jaja di rumah. Berulang kali seperti itu. 

Mungkin karena bosan juga melihat Mamah tetap kerja, akhirnya Abang Jaja malah bilang mau kerja di kantor Mamah saja, hahahaha........ Papah dan Mamah langsung tertawa geli dan bertanya memangnya Jaja mau kerja apa di kantor Mamah. Abang Jaja bilang pokoknya kerja di kantor Mamah kayak Mamah.   Papah bercandain Jaja dan bilang Jaja kerjanya jadi pengurus rusa di dekat kantor Mamah saja dan tugasnya memberi makan rusa.

Jadi inget sama Kakak Mamah, Bude Ima. Dulu waktu kelas 1 (satu) SD juga bilang mau kerja di Pabrik Tekstil dekat rumah, hahahaha....... anak kecil itu lucu, entah apa yang dipikirkan mereka ketika mereka bilang ingin kerja seperti halnya orang dewasa.