Selasa, 08 Juni 2010

Juwaratan dan Cuweret

Hahahaha...... asli deh kalau Mamah mendengar kata-kata ini langsung tertawa ngakak.
Mungkin tidak ada yang tau arti dari juwaratan dan cuweret kecuali Keluarga Van de Zoels

Kak Icha itu tergolong anak multilingual. Mengalami kesusahan dalam berbahasa (satu bahasa) yang baik dan benar. Sejak usia satu setengah tahun dimana usia ini adalah tahap awal untuk bicara, kami pindah ke Kyoto. Di Enmachi Rinpoen (Hoikuen), Kak Icha berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jepang. Di rumah, Mamah berbicara dengan Kak Icha campur-campur dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain itu Kak Icha juga paling suka menonton Dora the Explorer yang menggunakan bahasa Inggris dan Spanyol. Whoaa... Bayangkan saja, bagaimana Kak Icha menyimpan banyak kata dalam otaknya.

Sejak pulang ke Indonesia, alhamdulillah Kak Icha bisa beradaptasi dengan teman-temannya meskipun memakan waktu yang cukup lama sekitar satu tahun. Di awal pengajaran, Guru di sekolah TK, Mamah bekali dengan kosakata bahasa Jepang yang sering digunakan Kak Icha agar Guru bisa mengerti. Awalnya susah sekali terutama untuk si Nenek dan Aek yang setiap hari berkomunikasi intens denganKak Icha. Alhamdulillah semua bisa teratasi.

Soal bahasa, saat ini alhamdulillah Kak Icha dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hanya saja kendalanya, Kak Icha suka sekali berbicara cepat dengan penuh semangat. Ini harus membutuhkan perhatian khusus karena Kak Icha paling tidak suka kalau kita terlihat tidak memperhatikan pembicaraannya. Nah... lucunya, karena bicara yang terlalu cepat ini Kak Icha suka silap kata. Suka terbalik-balik seperti halnya juwaratan dan cuweret ini.

Soal juwaratan itu gara-garanya Kak Icha itu paling suka dandan alias berhias diri terutama wajah. Tentu saja secara diam-diam dengan menggunakan kosmetik Mamah atau Tante Nopi. Sampai suatu hari di wajah Kak Icha ada radang seperti jerawatan. Mamah langsung menasehati Kak Icha supaya berhenti dandan dan memakai kosmetik orang dewasa karena nanti wajahnya bisa penuh dengan jerawatan. Nasehat ini selalu Mamah sampaikan berulang-ulang setiap harinya agar Kak Icha mengerti. Nah... kebetulan sekali Tante Titi itu jerawatan sedikit, langsung deh sama Kak Icha dinasehatin "Tante Titi pake kosmetik terus sih jadi juwaratan deh." Hahahaha..... langsung deh seisi rumah kalau menyebut jerawatan jadi juwaratan.

Nah, kalo cuweret itu artinya cerewet. Ini karena Mamah suka bilang kalau Kak Icha itu cerewet. Jika bicara suka panjang lebar.  Eeeh, sekalinya Mamah bicara panjang lebar ke Kak Icha malah dibilang cuweret, hahahaha............. .

Banyak juga kosakata yang terbalik balik seperti tanaman jadi tamanan, ngumpet jadi mumpet, dll.  Mamah sih gak khawatir karena Kak Icha bicara terbalik-balik karena bicaranya yang cenderung cepat. Selain itu mungkin juga faktor keturunan karena Adik si Nenek, Bude Ima dan Tante Nopi juga sewaktu kecil bicaranya suka terbalik-balik seperti itu.

Anak kecil itu memang lucu ya..... polah laku dan perkataannya selalu membuat hati dan bibir ini tersenyum.

Senin, 07 Juni 2010

Gambar Kak Icha




 
Kak Icha paling suka menggambar. Paling banyak yang digambar adalah manusia. Kak Icha sudah bisa membedakan antara perempuan dan laki-laki dan gaya menggambarnya seperti kartun. Mamah suka sekali kalau melihat kak Icha serius menggambar. Apalagi sekarang ini Kak Icha kalau menggambar suka colorfull. Ramai sekali dan menjadikan gambarnya itu menjadi lebih hidup apalagi dengan pemakaian warna yang berani.

Bicara soal menggambar, Kak Icha juga masuk nominasi mewarnai gambar di sekolahnya TK Islam Bakti I. Lumayan deh dapat piala meski masih di kandang sendiri meski cuma nominasi.

Selain itu, Kak Icha juga suka membaca Majalah Bobo dan paling suka melihat hasil karya menggambar dan puisi. Kak Icha selalu minta kepada Mamah untuk mengirimkan gambarnya ke Majalah Bobo. Mamah selalu setuju tapi selalu lupa.

Sebenarnya banyak sekali gambar Kak Icha di rumah yang bisa Mamah scan dan dimasukkan ke dalam MP ini. Maksudnya sekalian untuk arsip. Cuma saja Mamah selalu lupa dengan alasan kesibukan yang tiada tara, hahaha...

Btw.... karena Kak Icha gemar sekali menggambar apalagi Kakaknya Papah yaitu Oom Ade itu pelukis, Mamah jadi pengen memasukkan Kak Icha ke sekolah melukis, siapa tahu memang berbakat disitu ya?  (btw... Mamah selalu menduga-duga akan menjadi apa Kak Icha dan Abang Jaja jika besar nanti...hhhmmm................ ). Let it flow and time will tell us

Kamis, 03 Juni 2010

Weekend di Casa Krakatoa, Anyer



Dari rumah Bude Ima dan Pakde Ferdi, kita langsung menuju Anyer. Maklum, mumpung libur panjang dan ingin benar-benar memanfaatkan waktu ini bersama keluarga besar tercinta. Niat awalnya sih cuma main di pantai aja seharian, tapi ternyataaa.....

Dari rumah Bude dan Pakde, kita menyusuri jalan pintas alam sutera menuju tol karawaci-merak. Kita menggunakan 2 mobil yaitu mobil kijang kapsul punya Aek dan Avanza Pakde. Saat itu hujan deras sekali sepanjang jalan sampai Mamah sendiri susah untuk melihat jalan. Yang menakutkan adalah sepanjang jalan itu Aek dan Pakde Ferdi menyetir dengan kecepatan tinggi. Bikin serem aja. Mamah sampai komat kamit mulutnya karena terus berdoa biar tidak terjadi apa-apa. Alhamdulillah hujan berhenti saat menuju Serang dan kita tiba dalam keadaan selamat sampai di Anyer.
 
DI sepanjang jalan Anyer, sebenarnya Mamah dan Nenek sudah menunjuk pantai-pantai indah yang pasirnya bagus dan tanpa karang. Tapi si Aek tidak mau berhenti karena mengikuti mobilnya Pakde Ferdi yang memimpin di depan. Bosen juga nungguin kapan berhentinya dan akhirnya pasrah juga. Jangan-jangan Pakde sengaja cari hotel/cottage buat nginep nih. Ternyata... benar sekali. Pakde langsung berhenti di Pesona Krakatau, Resort yang dulu pernah diinapi oleh Keluarga van de Zoels. Dulu kita pernah menyewa bungalow 3 kamar dengan harga 1,3 juta per malam. Sekarang sudah naik menjadi 2,2 juta. Whoaa... naiknya drastis banget padahal inflasi turunnya gak sedrastis itu apalagi peningkatan pendapatan.   Tadinya ada 1 bungalow yang sudah dibooking orang tapi belum ada kepastian. Belum dibayar, si pemesan sudah dihubungi tapi tidak masuk-masuk. So, kita tunggu sekitar 15 menit. Tapi ternyata si resepsionis gak berani ambil resiko akhirnya memutuskan untuk menunggu si pemesan and say sorry to us.     
 
Akhirnya Pakde Ferdi dan Aek langsung memutuskan untuk menginap di Casa Krakatoa, tempat yang dulu juga pernah diinapi saat weekend. Soalnya di Casa Krakatoa ini tempatnya bagus banget, pemandangannya indah, pantainya tidak berkarang, ada kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, taman bermain plus arena voli pantai. Dan akhirnya dapat juga. Kita menyewa satu bungalow dengan 3 kamar tidur besar plus meminta tambahan 3 ekstra bed. Harganya murah hanya sekitar 1,1 juta per malam. Yaaah... lumayan mahal tapi tetep jauh lebih murah daripada di Pesona Krakatau.

Sampai di Casa Krakatoa, anak-anak langsung main di pantai dan berenang di kolam renang. Sedangkan Mamah, Bude Ima, Tante Lia dan Nopi serta Bang Aris pergi ke pasar untuk beli sembako terutama roti, pop mie, kopi, dan camilan karena sama sekali kita gak ada persiapan untuk nginap. Asli deh segala macam makanan dan minuman diborong karena ketakutan kelaparan, gak mikirin gizi dan nutrisi yang penting bisa buat ganjel perut, biar kenyang dan gak masuk angin, hahaha.....

Pokoknya sepanjang hari have fun banget. Meskipun siangnya si papah dan anak-anak sudah berenang, malamnya Mamah mengajak mereka lagi untuk berenang di kolam renang dan pastinya mereka mau. Tapi, karena persediaan baju terbatas, mereka berenang pakai baju basah bekas berenang siang hari.   Enaaaak sekali berenang malam hari, segar banget apalagi ditambah suasana pantai yang bikin tambah segar. Karena malam hari pula, gak ada penghuni kamar lain yang ikutan berenang. Kolam renangnya serasa milik pribadi.    
 
Esok harinya semua sengaja bangun pagi biar bisa berenang di pantai. Rame banget karena bergabung dengan para penghuni bungalow lain. Sengaja selain sudah sarapan, kita bawa banyak makanan ke pantai soalnya yakin banget kalo sudah ke pantai gak bakalan mau balik kalau bukan karena mau pulang.   Beruntungnya hari itu matahari lagi gak garang, malas keluar jadi kita gak kepanasan atau gak kegosongan karena gak prepare bawa sunblock. Tadinya si Nenek cuma ngeliatin aja tapi kemudian sengaja Mamah tarik ke pantai untuk berendam di air laut. Si Nenek awalnya ketakutan banget karena blio trauma tergelincir di kolam renang dan nyaris enggelam padahal tinggi kolam renangnya cuma sedada blio. Akhirnya, karena terus Mamah tarikin dan dijanjiin akan dipegangin selalu, blio mau dan malah ketagihan main ombak. Lucunya si Nenek nyaris tersapu ombak yang tingginya melewati kepala blio dan pengen nangis. Tapi karena kita ketawain dan kita terus bujuk jangan takut dan bagus untuk kesehatan, akhirnya blio bertahan dan malah ketagihan. Kak Icha sengaja menyewa papan selancar kecil karena mau ngikutin gaya Merliah Summers di film Barbie in A Mermaid Tale  Kalo Abang Jaja sih daritadi maunya dipeluk sama Mamah dan Papah saja. Katanya takut terbawa ombak. Mungkin trauma kali yah secara dulu setahun yang lalu saat kita nginep di Casa Krakatoa, Abang jaja terlepas dari pegangan Mamah dan nyaris hilang di dalam ombak. Aduuh nak... maafkan Mamahmu yang lalai ini ya!!!   Tapi pokoknya have fun banget deh kita semua di sana apalagi saat pulang ada Abang Tukang Bakso yang enak banget mampir di depan bungalow kita. Dingin-dingin setelah berenang langsung makan bakso yang panas dan pedas. Nice weekend for Van de Zoels family