Rabu, 08 Desember 2010

Mencari Uang


Sebelum berangkat kerja tadi pagi, Mamah menyempatkan diri untuk menemani Icha belajar menjelang Ujian Akhir Semester ini. Kak Icha belajar mengulang pelajaran di LKS yang diberikan sekolah. Karena LKSnya sudah penuh terisi, Mamah sengaja menyalin ulang soal-soal LKS di buku tulis kosong untuk Kak Icha belajar. Hampir semua soal Kak Icha lumayan bisa, tapi ada satu soal yang bikin Mamah lucu dan miris.

Pekerjaan Ibu adalah .......
a. Mengurus rumah
b. Mencari uang
c. Mencuci sepatu

dan Kak Icha menjawab b. Mencari uang.  Ketika Mamah mengatakan itu kurang benar dan yang lebih benar adalah a. Mengurus rumah, Kak Icha langsung protes. "iiih itu benar Mah. Mamah Icha kan pekerjaannya mencari uang. Kan Mamah yang bilang sendiri kalau Mamah kerja untuk cari uang buat Icha dan Jaja."

Ternyata Kak Icha menjawab persis seperti jawaban yang Mamah berikan kepada anak-anak ketika mereka bertanya kenapa Mamah harus bekerja. Hhmm... anak pintar yang membuat Mamah diam seribu kata.

Rabu, 27 Oktober 2010

Nonton Film Horror Disayang Allah




Kak Icha punya persamaan dengan Papahnya, suka nonton film horor. Entah kenapa, paling tertarik jika ada film yang menyangkut makhluk-makhluk gaib gitu, parah deh. Takut tapi suka, hehehehe.....  Nah, sedangkan Jaja mirip sama Mamah, paling gak suka sama film horor. Entah kenapa, pokoknya takut dan gak suka.

Nah, waktu libur Kak Icha mengajak Jaja nonton film horor anak-anak (lupa judulnya). Alhasil langsung ditolak sama Jaja. "Gak mau Kak Icha, Jaja gak mau nonton film horor, takut", kata Abang Jaja. Tapi Kak Icha tetap keukeuh pengen nonton film. "Ja.... tau gak.. kalo kita nonton film horor nanti disayang Allah loh!". Mamah yang sedang asyik membaca jadi heran sendiri. "Koq bisa disayang Allah Kak Icha, disayang bagaimana?". Kak Icha langsung menjawab dengan yakin "Begini loh Mah... Kan kalau nonton film horor kita jadi takut. Kalo takut pasti kita berdoa sama Allah. Allah kan sayang sama orang yang suka berdoa!"

Bwakakakaka.............. gubraaaakkkkk

Kak Icha: Antara Buah Naga, Jadi Princess atau Jadi Naga?





Beberapa waktu lalu, di Hypermart lagi diskon besar-besaran untuk produk sayur mayur dan buah. Mamah jadi kalap terutama pas ngeliat mangga gedong dan buah naga diskonnya lebih dari 50% apalagi masih segar gitu, langsung deh diborong.

Saat mengupas buah naga, kebetulan si Papah menyetel DVD How to Train Your Dragon untuk ditonton Kak Icha, Abang Jaja, dan Keluarga besar Van de Zoels. Mamah langsung nyuapi buah naga ini ke Jaja sambil mengeluarkan bujuk rayu kalau makan buah naga ini bikin tenaga kita kuat seperti naga di film itu. Abang Jaja percaya dan alhasil makan buah naganya juga banyak.

Tapi.... beda dengan Kak Icha. Kak Icha gak mau makan buah naga. Melihat buahnya saja Kak Icha tidak tertarik. Lucunya setelah Mamah bujuk dengan bujuk rayu yang sama dengan Abang Jaja, yang ada Kak Icha malah marah. Katanya "Mamah bagaimana sih? Icha itu mau jadi Princess bukan jadi naga!". Bwakakakaka.................

Jumat, 24 September 2010

Kak Icha Telfon Terus

Kak Icha makin pintar saja. Hapalannya semakin bagus sejak masuk SD ini. Mungkin karena terbiasa dengan pekerjaan rumah yang diberikan oleh ibu gurunya.

Nah, sejak itu pula Kak Icha Mamah ajarkan untuk menghapalkan identitas diri. Nama lengkap, nama panggilan, keterangan lahir, nama Papah, nama Mamah, nama Abang Jaja, alamat rumah sampai nomor telepon Papah dan Mamah. Harus diingat dan bisa untuk menuliskannya. Alhamdulillah bisa. Nah, sejak hapal nomor telepon Papah dan Mamah, Kak Icha jadi rajin sekali nelponin Papah. Sehari bisa lebih dari 5 (lima) kali hanya untuk mengabarkan kalau Kak Icha kangen Papah dan Mamah, Papah dan Mamah ada dimana, lagi apa dan mengabarkan kalau Abang Jaja tidak mau makan atau nakal karena mengganggu Kak Icha main. Semua berita dikabarkan karena Kak Icha mirip infotainment kabar-kabari, hahahaha.........

Kasihan juga kalau memakai nomor rumah karena operator telfon rumah dengan nomor Papah dan Mamah itu berbeda pasti tarifnya juga berbeda alias mahal. Nanti gak enak sama Nenek dan Aek sebagai empunya rumah meski sebenarnya buat mereka gak masalah. Hhhmm... Papah dan Mamahnya kayaknya mulai berpikir akan membelikan Kak Icha handphone baru dengan nomor CDMA dari operator yang sama dengan Papah dan Mamah biar murah meriah.

Anak zaman sekarang.... sudah pandai tekhnologi karena memang eranya era tekhnologi. Jadi inget dulu baru punya handphone pas kuliah semester 3 (tiga), Ericsson T10 warna biru tosca. Pertama megang agak salting dan canggung plus norak dikit, apalagi saat berdering di tengah kerumunan orang yang waktu itu rata-rata belum punya handphone, kayaknya gimana gitu.  Tapi sekarang, hampir semua orang punya handphone bahkan lebih dari satu, mulai dari anak SD, Tukang Becak, Guru sampe Pak Direktur. Apapun modelnya yang penting orang dapat dihubungi dan menghubungi setiap saat.

Jaja Ingin Kerja di UI





Kak Icha dan Abang Jaja sudah sekitar 4 (empat) kali diajak ke kantor Mamah di UI. Mereka senang sekali karena kalo ke kantor Mamah selalu melewati kandang rusa yang luas. Mengambil daun-daun di sekitar dan memberi makan rusa menjadi pengalaman menarik buat anak-anak. Di kantor Mamah di FISIP UI juga luas, ada kolam ikan, ada kereta api (Jaja paling suka dengan segala hal berbau kereta api) dan pastinya mahasiswa yang ramah-ramah. Mungkin karena inilah kesan mereka terhadap pekerjaan Mamah di UI jadi baik. 


Nah, selama libur lebaran kemarin, Mamah tidak masuk kerja selama 1 (satu) minggu. Lumayan lama dan pastinya anak-anak senang sekali karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan sama Mamah dan Papah di rumah. Mulai dari bikin kue lebaran, main di mall, nonton bioskop, jalan-jalan, beli baju lebaran, pokoknya banyak deh!  Setelah liburan selesai dan Mamah mulai masuk kerja lagi, Kak Icha sudah tahu dan tidak jadi masalah. Hanya Abang Jaja yang bilang agar Mamah gak usah kerja dan main sama Jaja di rumah. Berulang kali seperti itu. 

Mungkin karena bosan juga melihat Mamah tetap kerja, akhirnya Abang Jaja malah bilang mau kerja di kantor Mamah saja, hahahaha........ Papah dan Mamah langsung tertawa geli dan bertanya memangnya Jaja mau kerja apa di kantor Mamah. Abang Jaja bilang pokoknya kerja di kantor Mamah kayak Mamah.   Papah bercandain Jaja dan bilang Jaja kerjanya jadi pengurus rusa di dekat kantor Mamah saja dan tugasnya memberi makan rusa.

Jadi inget sama Kakak Mamah, Bude Ima. Dulu waktu kelas 1 (satu) SD juga bilang mau kerja di Pabrik Tekstil dekat rumah, hahahaha....... anak kecil itu lucu, entah apa yang dipikirkan mereka ketika mereka bilang ingin kerja seperti halnya orang dewasa.

Senin, 12 Juli 2010

Hari Pertama di Sekolah Baru

Hari ini, Senin, tanggal 12 Juli 2010 adalah hari pertama untuk Kak Icha duduk di kelas 1 (satu) SDN Kranji VI dan juga hari pertama Abang Jaja duduk di kelas B (nol kecil) TK Islam Bakti I. Anak-anak jelas begitu antusias menunggu hari H ini. Karena sebelumnya Kak Icha dan Abang Jaja sudah rajin memakai seragam sekolah yang ada.

Sekitar lewat jam 6 pagi, Papah dan Mamah membangunkan Kak Icha dan Abang Jaja. Awalnya memang agak susah bangunnya, tetapi ketika diingatkan untuk cepat bangun karena mau masuk sekolah, mereka dengan spontan langsung berdiri, hahaha.........

Sekolah Kak Icha, SDN Kranji VI terletak persis di depan rumah. Jadi Kak Icha sekarang bisa pulang dan pergi sendiri. Jadual masuknya masih disesuaikan karena bergilir antara kelas A dan B. Seminggu masuk pukul 7.00 s.d 9.30 dan minggu depannya bergantian masuk mulai pukul 9.30 s.d 12.00. Saat ini masuknya masih jam 7 pagi. Kebetulan juga Kak Icha sekelas dengan beberapa temannya saat di TK dulu seperti Thaaya, Aziza, Maria, dan Rama. Jadi gak terlalu bingung dengan situasi kelas yang baru.

Abang Jaja sekolah di TK Islam Bakti I, sekolah Kak Icha dulu. Sengaja Mamah masukkan di TK ini karena sudah mengenal guru-gurunya dengan baik. Kegiatan di TK itu banyak memberikan kemajuan untuk Kak Icha dan ini yang membuat Mamah percaya. Abang Jaja tipikal orang yang kalau bercerita seadanya. Jadi ketika menceritakan hari pertamanya yang lumayan menyenangkan ini, Mamah jadi semakin terharu mendengarnya.

Kak Icha dan Abang Jaja... semoga kalian di sekolah yang baru ini dapat menimba ilmu yang banyak dengan bijak. Semoga kalian menjadi anak-anak yang pandai yang membanggakan banyak orang. Sun sayang selalu buat kalian.

Selasa, 08 Juni 2010

Juwaratan dan Cuweret

Hahahaha...... asli deh kalau Mamah mendengar kata-kata ini langsung tertawa ngakak.
Mungkin tidak ada yang tau arti dari juwaratan dan cuweret kecuali Keluarga Van de Zoels

Kak Icha itu tergolong anak multilingual. Mengalami kesusahan dalam berbahasa (satu bahasa) yang baik dan benar. Sejak usia satu setengah tahun dimana usia ini adalah tahap awal untuk bicara, kami pindah ke Kyoto. Di Enmachi Rinpoen (Hoikuen), Kak Icha berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jepang. Di rumah, Mamah berbicara dengan Kak Icha campur-campur dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain itu Kak Icha juga paling suka menonton Dora the Explorer yang menggunakan bahasa Inggris dan Spanyol. Whoaa... Bayangkan saja, bagaimana Kak Icha menyimpan banyak kata dalam otaknya.

Sejak pulang ke Indonesia, alhamdulillah Kak Icha bisa beradaptasi dengan teman-temannya meskipun memakan waktu yang cukup lama sekitar satu tahun. Di awal pengajaran, Guru di sekolah TK, Mamah bekali dengan kosakata bahasa Jepang yang sering digunakan Kak Icha agar Guru bisa mengerti. Awalnya susah sekali terutama untuk si Nenek dan Aek yang setiap hari berkomunikasi intens denganKak Icha. Alhamdulillah semua bisa teratasi.

Soal bahasa, saat ini alhamdulillah Kak Icha dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hanya saja kendalanya, Kak Icha suka sekali berbicara cepat dengan penuh semangat. Ini harus membutuhkan perhatian khusus karena Kak Icha paling tidak suka kalau kita terlihat tidak memperhatikan pembicaraannya. Nah... lucunya, karena bicara yang terlalu cepat ini Kak Icha suka silap kata. Suka terbalik-balik seperti halnya juwaratan dan cuweret ini.

Soal juwaratan itu gara-garanya Kak Icha itu paling suka dandan alias berhias diri terutama wajah. Tentu saja secara diam-diam dengan menggunakan kosmetik Mamah atau Tante Nopi. Sampai suatu hari di wajah Kak Icha ada radang seperti jerawatan. Mamah langsung menasehati Kak Icha supaya berhenti dandan dan memakai kosmetik orang dewasa karena nanti wajahnya bisa penuh dengan jerawatan. Nasehat ini selalu Mamah sampaikan berulang-ulang setiap harinya agar Kak Icha mengerti. Nah... kebetulan sekali Tante Titi itu jerawatan sedikit, langsung deh sama Kak Icha dinasehatin "Tante Titi pake kosmetik terus sih jadi juwaratan deh." Hahahaha..... langsung deh seisi rumah kalau menyebut jerawatan jadi juwaratan.

Nah, kalo cuweret itu artinya cerewet. Ini karena Mamah suka bilang kalau Kak Icha itu cerewet. Jika bicara suka panjang lebar.  Eeeh, sekalinya Mamah bicara panjang lebar ke Kak Icha malah dibilang cuweret, hahahaha............. .

Banyak juga kosakata yang terbalik balik seperti tanaman jadi tamanan, ngumpet jadi mumpet, dll.  Mamah sih gak khawatir karena Kak Icha bicara terbalik-balik karena bicaranya yang cenderung cepat. Selain itu mungkin juga faktor keturunan karena Adik si Nenek, Bude Ima dan Tante Nopi juga sewaktu kecil bicaranya suka terbalik-balik seperti itu.

Anak kecil itu memang lucu ya..... polah laku dan perkataannya selalu membuat hati dan bibir ini tersenyum.

Senin, 07 Juni 2010

Gambar Kak Icha




 
Kak Icha paling suka menggambar. Paling banyak yang digambar adalah manusia. Kak Icha sudah bisa membedakan antara perempuan dan laki-laki dan gaya menggambarnya seperti kartun. Mamah suka sekali kalau melihat kak Icha serius menggambar. Apalagi sekarang ini Kak Icha kalau menggambar suka colorfull. Ramai sekali dan menjadikan gambarnya itu menjadi lebih hidup apalagi dengan pemakaian warna yang berani.

Bicara soal menggambar, Kak Icha juga masuk nominasi mewarnai gambar di sekolahnya TK Islam Bakti I. Lumayan deh dapat piala meski masih di kandang sendiri meski cuma nominasi.

Selain itu, Kak Icha juga suka membaca Majalah Bobo dan paling suka melihat hasil karya menggambar dan puisi. Kak Icha selalu minta kepada Mamah untuk mengirimkan gambarnya ke Majalah Bobo. Mamah selalu setuju tapi selalu lupa.

Sebenarnya banyak sekali gambar Kak Icha di rumah yang bisa Mamah scan dan dimasukkan ke dalam MP ini. Maksudnya sekalian untuk arsip. Cuma saja Mamah selalu lupa dengan alasan kesibukan yang tiada tara, hahaha...

Btw.... karena Kak Icha gemar sekali menggambar apalagi Kakaknya Papah yaitu Oom Ade itu pelukis, Mamah jadi pengen memasukkan Kak Icha ke sekolah melukis, siapa tahu memang berbakat disitu ya?  (btw... Mamah selalu menduga-duga akan menjadi apa Kak Icha dan Abang Jaja jika besar nanti...hhhmmm................ ). Let it flow and time will tell us

Kamis, 03 Juni 2010

Weekend di Casa Krakatoa, Anyer



Dari rumah Bude Ima dan Pakde Ferdi, kita langsung menuju Anyer. Maklum, mumpung libur panjang dan ingin benar-benar memanfaatkan waktu ini bersama keluarga besar tercinta. Niat awalnya sih cuma main di pantai aja seharian, tapi ternyataaa.....

Dari rumah Bude dan Pakde, kita menyusuri jalan pintas alam sutera menuju tol karawaci-merak. Kita menggunakan 2 mobil yaitu mobil kijang kapsul punya Aek dan Avanza Pakde. Saat itu hujan deras sekali sepanjang jalan sampai Mamah sendiri susah untuk melihat jalan. Yang menakutkan adalah sepanjang jalan itu Aek dan Pakde Ferdi menyetir dengan kecepatan tinggi. Bikin serem aja. Mamah sampai komat kamit mulutnya karena terus berdoa biar tidak terjadi apa-apa. Alhamdulillah hujan berhenti saat menuju Serang dan kita tiba dalam keadaan selamat sampai di Anyer.
 
DI sepanjang jalan Anyer, sebenarnya Mamah dan Nenek sudah menunjuk pantai-pantai indah yang pasirnya bagus dan tanpa karang. Tapi si Aek tidak mau berhenti karena mengikuti mobilnya Pakde Ferdi yang memimpin di depan. Bosen juga nungguin kapan berhentinya dan akhirnya pasrah juga. Jangan-jangan Pakde sengaja cari hotel/cottage buat nginep nih. Ternyata... benar sekali. Pakde langsung berhenti di Pesona Krakatau, Resort yang dulu pernah diinapi oleh Keluarga van de Zoels. Dulu kita pernah menyewa bungalow 3 kamar dengan harga 1,3 juta per malam. Sekarang sudah naik menjadi 2,2 juta. Whoaa... naiknya drastis banget padahal inflasi turunnya gak sedrastis itu apalagi peningkatan pendapatan.   Tadinya ada 1 bungalow yang sudah dibooking orang tapi belum ada kepastian. Belum dibayar, si pemesan sudah dihubungi tapi tidak masuk-masuk. So, kita tunggu sekitar 15 menit. Tapi ternyata si resepsionis gak berani ambil resiko akhirnya memutuskan untuk menunggu si pemesan and say sorry to us.     
 
Akhirnya Pakde Ferdi dan Aek langsung memutuskan untuk menginap di Casa Krakatoa, tempat yang dulu juga pernah diinapi saat weekend. Soalnya di Casa Krakatoa ini tempatnya bagus banget, pemandangannya indah, pantainya tidak berkarang, ada kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, taman bermain plus arena voli pantai. Dan akhirnya dapat juga. Kita menyewa satu bungalow dengan 3 kamar tidur besar plus meminta tambahan 3 ekstra bed. Harganya murah hanya sekitar 1,1 juta per malam. Yaaah... lumayan mahal tapi tetep jauh lebih murah daripada di Pesona Krakatau.

Sampai di Casa Krakatoa, anak-anak langsung main di pantai dan berenang di kolam renang. Sedangkan Mamah, Bude Ima, Tante Lia dan Nopi serta Bang Aris pergi ke pasar untuk beli sembako terutama roti, pop mie, kopi, dan camilan karena sama sekali kita gak ada persiapan untuk nginap. Asli deh segala macam makanan dan minuman diborong karena ketakutan kelaparan, gak mikirin gizi dan nutrisi yang penting bisa buat ganjel perut, biar kenyang dan gak masuk angin, hahaha.....

Pokoknya sepanjang hari have fun banget. Meskipun siangnya si papah dan anak-anak sudah berenang, malamnya Mamah mengajak mereka lagi untuk berenang di kolam renang dan pastinya mereka mau. Tapi, karena persediaan baju terbatas, mereka berenang pakai baju basah bekas berenang siang hari.   Enaaaak sekali berenang malam hari, segar banget apalagi ditambah suasana pantai yang bikin tambah segar. Karena malam hari pula, gak ada penghuni kamar lain yang ikutan berenang. Kolam renangnya serasa milik pribadi.    
 
Esok harinya semua sengaja bangun pagi biar bisa berenang di pantai. Rame banget karena bergabung dengan para penghuni bungalow lain. Sengaja selain sudah sarapan, kita bawa banyak makanan ke pantai soalnya yakin banget kalo sudah ke pantai gak bakalan mau balik kalau bukan karena mau pulang.   Beruntungnya hari itu matahari lagi gak garang, malas keluar jadi kita gak kepanasan atau gak kegosongan karena gak prepare bawa sunblock. Tadinya si Nenek cuma ngeliatin aja tapi kemudian sengaja Mamah tarik ke pantai untuk berendam di air laut. Si Nenek awalnya ketakutan banget karena blio trauma tergelincir di kolam renang dan nyaris enggelam padahal tinggi kolam renangnya cuma sedada blio. Akhirnya, karena terus Mamah tarikin dan dijanjiin akan dipegangin selalu, blio mau dan malah ketagihan main ombak. Lucunya si Nenek nyaris tersapu ombak yang tingginya melewati kepala blio dan pengen nangis. Tapi karena kita ketawain dan kita terus bujuk jangan takut dan bagus untuk kesehatan, akhirnya blio bertahan dan malah ketagihan. Kak Icha sengaja menyewa papan selancar kecil karena mau ngikutin gaya Merliah Summers di film Barbie in A Mermaid Tale  Kalo Abang Jaja sih daritadi maunya dipeluk sama Mamah dan Papah saja. Katanya takut terbawa ombak. Mungkin trauma kali yah secara dulu setahun yang lalu saat kita nginep di Casa Krakatoa, Abang jaja terlepas dari pegangan Mamah dan nyaris hilang di dalam ombak. Aduuh nak... maafkan Mamahmu yang lalai ini ya!!!   Tapi pokoknya have fun banget deh kita semua di sana apalagi saat pulang ada Abang Tukang Bakso yang enak banget mampir di depan bungalow kita. Dingin-dingin setelah berenang langsung makan bakso yang panas dan pedas. Nice weekend for Van de Zoels family