Jumat, 28 Mei 2010

Menginap di Rumah Bude Ima dan Pakde Ferdi




Esok hari setelah pergi ke Taman Safari, keluarga besar Van de Zoels menginap di rumah Bude Ima dan Pakde Ferdi. Bude Ima itu adalah Kakak Mamah yang juga merupakan anak tertua Aek dan Nenek. Kak Icha dan Abang Jaja senang sekali karena mereka memang paling suka sama Bude dan Pakdenya ini. Rumah mereka di daerah Paninggilan, dekat dengan Bintaro. Dan yang paling kita semua suka rumah mereka itu punya taman yang indah sekali dengan rumput hijau yang menghampar. Karena itu pula kita membawa Woti, kelinci putih peliharaan anak-anak untuk ikut ke rumah Bude dan Pakde. Bisa ketebak kalau si Woti langsung loncat-loncatan dan lari-larian di taman.   Sebenarnya kita ke rumah Bude dan Pakde sekalian transit karena esoknya akan pergi jalan-jalan ke Anyer.

Di rumah Bude dan Pakde, malamnya kita pesta kerang rebus. Enaak banget. Tadinya malah mau barbeque tapi gak jadi karena terlalu malam, takut asapnya mengganggu tetangga. Ya sudah barbeque-nya buat besok saja, kan enak juga kalau bakar-bakaran di tepi pantai, pasti manteb. Pagi hari, setelah bangun kita langsung olahraga badminton secara tepat di samping rumah ada lapangan badmintonnya. Mamah dan Oom Aries (Adik Ipar alias Suaminya Adik mamah, Tante Lia) melawan Papah dan Tante Titi, Adik Mamah paling bungsu. Main ganda campuran ceritanya.   Asli seru karena di sana udaranya sejuk banget, tidak seperti di Bekasi yang banyak debunya.

Setelah main badminton kita sarapan bubur ayam. Sebenarnya yang sarapan setelah main badminton sih hanya Mamah doang secara yang lain sudah pada sarapan sebelum olahraga. Maklum deh, soalnya Mamah itu paling gak bisa disuruh makan pagi apalagi langsung setelah bangun tidur.

Setelah leha-leha sebentar, langsung deh kita semua pergi ke Anyer, Banten untuk menikmati libur panjang ini. Aaah.... senangnya liburan bersama keluarga.

Kamis, 27 Mei 2010

Piknik Sekolah ke Taman Safari




Hari Kamis, 27 Mei 2010, sekolah Kak Icha mengadakan piknik ke Taman Safari. Kak Icha sepertinya sudah tidak sabar karena menjelang hari -H- Kak Icha selalu membicarakan mengenai hewan-hewan yang akan ditemui di sana.

Mamah sengaja cuti kerja karena pikniknya diadakan pada hari kerja. Mamah harus cuti karena harus menemani Kak Icha piknik. Semua anak harus ditemani Mamahnya. Akan merasa bersalah untuk Mamah kalau saat seperti ini Mamah lebih memilih pekerjaan. Padahal juga di kantor rencananya akan ada workshop kurikulum berbasis kompetensi dimana Mamah jadi pesertanya. Memang sedikit dilema tapi Mamah tetap lebih memilih menemani Kak Icha. Alhamdulillah, Boss Mamah bisa mengerti kondisi ini dan alhamdulillah juga ternyata workshopnya diundur minggu depan,

Mamah juga sekalian mendaftarkan Papah dan Abang Jaja di acara piknik ini, jadi keluarga Kosandi ikut semua. Alhamdulillah juga ada beberapa anak yang juga full membawa keluarganya, jadinya tambah ramai.

 Kumpul di Menara Air dekat sekolah pukul 6 pagi dan sekitar jam 6.30 kita semua berangkat.  Keluarga Kosandi mendapatkan jatah 4 tempat duduk di deretan paling belakang. Ibu guru Ila memandu acara di depan dengan menggunakan mikrofon. Sepanjang perjalanan Kak Icha aktif sekali.Kak Icha bahkan pindah tempat duduk karena ingin bernyanyi di depan yang ada mikrofonnya.Kak Icha bahkan menyanyi lebih dari 6 buah lagu. Mulai dari Bintang Kecil, Kelinciku, Naik Kereta Api, Naik-naik ke Puncak Gunung, pokoknya banyak banget deh. Sepertinya juga yang mau menyanyi hanya Kak Icha saja. Papah dan Mamah sampai tersenyum-senyum berdua.

Sampai di Taman Safari sekitar jam 9 pagi. Udaranya sejuk sekali, benar-benar liburan yang menyegarkan. Untuk masuk ke dalam Taman Safari Ibu Guru Ila yang mengatur administrasi dan ini memakan waktu yang cukup lama, sekitar 1 jam. Capek juga menunggu di bis. Setelah urusannya kelar, kita langsung masuk ke area hewan. Waaah....... ketemu sama rusa (ini yang paling banyak), Llama (sejenis rusa dari amerika latin), banteng, beruang madu, burung unta, harimau, singa (sayang cuma bisa melihat singa dari kejauhan karena kandangnya sedang dipugar), ada macan tutul dan macan kumbang alias panther, monyet, badak bercula dua, kuda nil, dan banyak lainnya. Kak Icha, Abang Jaja, dan semua anak-anak sangat tertarik. Bahkan Mamah saja sampai pegal lehernya karena sebentar-sebentar bolak balik kiri kanan untuk melihat hewan-hewan tersebut, hahahaha.......  Kita semua gembira kecuali Papah, karena ternyata Papah malah tidur.

Setelah puas melihat-lihat hewan yang dibiarkan berjalan bebas, sampai juga kita ke tempat hiburan dan rekreasi. Ada banyak permainan seperti halnya di dunia fantasi, ada kolam renang water park, baby zoo dimana kita bisa foto bersama hewan seperti monyet, ular, macan tutul dan singa. Kita juga bisa melihat hewan-hewan yang memang disangkarkan seperti taman burung, taman buaya, taman komodo, kolam pinguin, serta ada atraksi hewan-hewan, ke air terjun, kereta gantung dan hewan tunggangan seperti kuda poni, unta dan gajah.

Pertama yang dilakukan adalah berkumpul dengan seluruh TK Islam Bakti sejabodetabek. Tempat kumpulnya di depan lokasi Rumah Papua tempat Kasuari, Wallabi alias Kangguru kecil berada dan itu jauh sekali karena lokasinya berada di atas. Untuk Papah, Mamah, Kak Icha dan Abang Jaja yang hobi jalan sepertinya gak masalah tetapi untuk teman-teman Kak Icha yang ditemani oleh neneknya sepertinya jalan menanjak ini membuat mereka kelelahan. Perjalanan ini cukup menyenangkan karena kami melewati banyak kandang binatang seperti buaya, komodo dan pinguin. Abang Jaja sangat ketakutan ketika melewati kandang buaya. Takut tapi mau lihat dan itu yang bikin Papah dan Mamah lucu melihatnya. Ketika Mamah bermaksud untuk menggendong Abang Jaja agar dapat melihat jelas buayanya, Abang Jaja malah berteriak "tidaaaaakkkkkkk". Papah sama Mamah langsung tertawa geli mendengarnya.  

Selesai kumpul-kumpul dengan seluruh TK Islam Bakti selepas dzuhur, ada acara bebasnya sampai jam 4 sore. Keluarga Kosandi langsung memutuskan naik mobil/kereta keliling areal wisata Taman Safari ini. Tujuan pertama adalah air terjun alias Curug Jaksa. Setelah turun dari kereta terdapat papan yang bertuliskan "Curug Jaksa 100 meter". Kita semua udah kesenengan secara curugnya lumayan dekat. Tapi ternyata, lebih dari 1 kilometer kayaknya. Jalannya menanjak pula.   Sampai di air terjun Kak Icha dan Abang Jaja langsung main air yang dinginnya minta ampun kayak air es. Really fun for them.  Bayangin, Kak Icha malah kecebur dan seluruh bajunya basah padahal  Mamah tidak membawa baju ganti di tas. Sengaja baju gantinya di tinggal di Bus yang diparkir jauh banget di Parkiran G. Terpaksa setelah dari Curug kita langsung jalan menuju parkiran G untuk gantiin baju Kak Icha dan Abang Jaja sambil melumuri badan mereka dengan minyak kayu putih.

Setelahnya kita langsung naik kereta gantung. Lumayan mahal sih, bayangin aja untuk naik kereta gantung itu per orang kena 40.000 ribu perak artinya 4 orang 160.000 perak. Whoaa yang benar saja. Tapi ternyata ada promo bahwa satu tiket berlaku untuk 2 orang jadi Mamah bisa menghemat setengah harga. Meski masih agak mahal tapi karena anak-anak ingin sekali, Mamah dan Papah rela mengeluarkan kocek untuk itu. Puas naik kereta gantung kita jalan-jalan ke Baby Zoo. Niatnya mau fotoin anak-anak sambil gendong ular sanca tapi ternyata tidak ada disana. Yang ada monyet, macan tutul dan singa. Foto bersama hanya 10 ribu per anak tapi pakai kamera sendiri. Kalau mau pake kamera mereka dan kita tinggal terima jadi kena tambahan 35 ribu jadi total 50 ribu (pokoknya mah di Taman Safari itu semuanya serba mahal deh ). Foto sama monyet males ah secara kata
 Papah, kita semua kan udah mirip , foto sama macan tutul dan singa, aduuuh beneran gak berani karena itu daritadi kita ngeliatin macan tutul dan singanya gak bisa diam dan nyaris menggigit walau gak jadi. Mamah langsung ngambil keputusan gak usah foto daripada nanti kenapa-kenapa, taku banget deh! . Keluar dari Baby Zoo, kita ke Taman Burung melihat Burung hantu, Kelelawar, Flamingo, Pelikan, Kakatua, Beo, Nuri, Cendrawasih, Julang Emas, Rangkong, pokoknya banyak banget deh, anak-anak sukaa dan tertarik banget melihat aneka burung itu jadi Papah dan Mamah juga semangat memberitahu mereka perihal satwa tersebut. Setelah itu rencananya kita mau naik gajah tapi ternyata tidak jadi karena MAHAL. Bayangin aja masa naik gajah sebentar saja kena 100 ribu per gajah dan itu maksimal hanya 2 orang . Karena anak-anak ingin sekali menunggangi satwa, akhirnya pilihan jatuh ke unta dan untungnya lumayan murah hanya sekitar 10 ribu per anak. Hemat 80 ribu lah . Anak-anak senang sekali menunggangi unta. Setelah itu rencananya mau naik kuda poni karena harganya sama seperti unta tapi gak jadi karena tiba-tiba Ibu Guru Ila datang menghampiri dan menyuruh kita buru-buru kumpul karena sudah ditunggu dari tadi. Mamah jadi gak enak hati.

Pokoknya fun banget acara kita di Taman Safari ini dan pastinya membuat anak-anak gembira keesokan harinya bercerita kepada Nenek, Aek, dan Para Tante perihal pengalaman mereka itu.
 

Selasa, 25 Mei 2010

Woti Si Kelinci Putih




Beberapa waktu lalu, setelah jalan-jalan dari Kebun raya Bogor, Kak Icha dan Abang Jaja minta dibelikan sepasang kelinci putih. Awalnya Mamah gak setuju karena masih tinggal di rumah Nenek dan Aek apalagi si Nenek paling tidak suka sama hewan peliharaan. Tapi, karena anak-anak merenggut dan ngambek, akhirnya Mamah membelikan juga mereka sepasang kelinci berwarna putih untuk anak-anak.

Awalnya sih Mamah menyarankan untuk membeli sepasang kelinci dengan warna bulu hitam dan putih. Mamah paling suka dengan kelinci berbulu hitam karena sebelumnya waktu Mamah kuliah Mamah memeliharan kelinci berbulu hitam dari kecil sampai besar, namanya EMBLEK. Dulu kelincinya ada 4 ekor tapi yang tetap bertahan hidup hanya Emblek. Emblek itu kelinci yang lincah dan pintar. Bayangkan saja, Emblek itu kalo lapar langsung gusruk-gusruk ke kita untuk mengikuti dia ke arah kulkas. Emblek tahu kalau makanannya disimpan di kulkas. Selain itu, Emblek juga tahu kalau pipis dan buang kotoran selalu di kamar mandi. Hebat kan?? Sayangnya Emblek mati karena shock dikejar-kejar oleh anjing liar. Sedih sekali padahal si Nenek sayang sekali sama Emblek.   

Nah, karena Kak Icha dan Abang Jaja bersikeras memilih warna putih akhirnya kita beli juga meski sebenarnya kelinci putih lebih rentan sakit dibandingkan yang hitam. Kak Icha memberi nama kelincinya "Barbie" dan Abang Jaja memberi namanya "Robot".   Tapi, baru dua hari si Robot kekilangan nafsu makan dan hari berikutnya sekarat dan meninggal. Sedih sekali dan akhirnya kita mengubur Robot di halaman depan rumah.

Karena kelincinya tinggal satu ekor, Mamah memutuskan mengganti nama Barbie jadi si Whitey (Waiti). Maksudnya agar kelinci itu tidak hanya menjadi milik Kak Icha saja tapi juga Abang Jaja dan semua keluarga. Entah kenapa, nama Whitey (Waiti) lama-lama jadi Woti dan akhirnya kita semua malah memanggil kelinci putih peliharaan itu dengan nama Woti.

Si Woti memang belum sepintar Emblek, karena masih suka pipis dan buang kotoran sembarangan. Ini yang bikin si Nenek karena rumah jadi bau pipis kelinci yang pesing. Soal makanan sepertinya Woti tipikal pembosan, karena kalau terus-terusan di kasih kangkung dan wortel malah mogok makan, yang ada malah makan daun mangga kering. Bikin khawatir aja jadinya. Malah waktu kupas mangga, si Woti malah makan kulit mangga dengan lahap, alhasil besoknya Woti gak makan apa-apa dan wajahnya jadi murung gitu. Kita semua menduga, jangan-jangan Woti sakit perut gara-gara kulit mangga itu, padahal manis loh mangganya.

Yang bikin heboh adalah kemarin. Malam hari, saat Mamah mau beli kangkung di pasar untuk Woti. Kak Icha teriak memanggil Mamah dan Papah. Ternyata si Woti seluruh wajahnya terutama mulut dan hidung penuh dengan darah segar. Mamah juga ikutan teriak memanggil Tante Novi. Tante Novi ini sayang banget sama Woti. Ternyata si Woti makan lintah. Dan Lintahnya langsung menghisap darah Woti. Si Woti pintar karena lintahnya langsung digigit dan terbelah. Jadi darah di tubuh lintah itu muncrat membasahi wajah Woti. Tante Novi langsung mengambil sisa-sisa lintah yang masih menempel di mulut dan hidung Woti. Kejadian ini bikin kita semua sedih terutama Kak Icha yang daritadi nangis terus. Abang Jaja sedih tapi sepertinya agak cuek. Malah Abang Jaja bilang "Mah, kalo kelincinya mati, kita beli yang baru ya?". Whoaa... Ampun deh!

Senang juga punya hewan peliharaan apalagi pas kena musibah seperti ini, membuat kita bertambah sayang dan lebih peduli dalam merawat Woti.